Mengapa Rasa Bosan Bisa Muncul Tiba-Tiba?? Ayo Disimak!!

Posted by Unknown Selasa, 30 September 2014 0 komentar
Blog Pengetahuan - Penyebab munculnya rasa bosan - Bosan? Sepertinya setiap orang pernah mengalami hal yang satu ini. Apakah Anda pernah merasa bosan menjalani hidup Anda?? Ya, kalau pernah berarti Anda masih normal :D. Saya juga pernah mengalami rasa bosan, terutama pada saat saya menulis artikel ini. Cerita sikit ni yaa, siapa tahu Anda juga mengalami hal yang sama ^^

Saya bosan dengan perkuliahan saya. Kebutulan saya kuliah di jurusan psikologi. Pada awalnya sih saya tertarik ni dengan psikologi, karena yang pertama dipikiran saya psikologi ni bisa membaca bahasa tubuh orang lain, terus bisa ngetes -ngetes orang lain, sama satu lagi bisa belajar hipnosis hehe.. Ini yang ada dibayangan saya ya

Ternyata, apa yang saya bayangkan itu sampai sekarang belum saya dapatkan. Sekarang saya berada di semester 5 dan sampai sekarang saya belum bisa memahami bahasa tubuh orang lain, saya belum bisa ngetes--ngetes orang lain, dan saya belum bisa belajar hipnosis.

Karena apa?? karena tidak ada pelajaran khusus yang mempelajari itu semua. Semuanya hanya berupa teori dan tugas. Ada sih beberapa praktek, itupun baru-baru saja di semeter 4 dan 5 ini saya dapatkan. Mungkin terdengar sedikit aneh apa yang saya bayangkan yaa. Tapi namanya juga bayangan, pastinya kan belum jelas arah-arahnya hehe..

Saya jalanin lah perkuliahan saya di jurusan psikologi. Sampailah sekarang di semeter 5 dan rasa bosan itu muncul dengan sendirinya. Padahal, sebelumnya saya masih menikmati aktivitas perkuliahan saya.

Gak tau kenapa di semester 5 ini rasa bosan itu muncul dengan sendirinya. Mungkin yang pertama karena dosen pengajarnya yang itu-itu aja dengan cara mengajar yang sama dan tidak ada perubahan sama sekali. Yang kedua mungkin karena banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen. Yang ketiga, mungkin bisa jadi karena saya-nya yang kurang rajin membaca tentang dunia psikologi, sehingga tidak ada hal baru yang saya dapatkan.





Apakah Sebenarnya Rasa Bosan Itu dan Mengapa Bisa Muncul??


Bosan bisa dibilang suatu kondisi emosi dimana individu merasa tidak ada hal yang baru dalam hidupnya. Hal ini bisa terjadi karena hilangnya minat, kurangnya support dari orang luar, kurangnya motivasi dalam diri sendiri.

Hilangnya minat. Minat merupakan rasa ketertarikan terhadap suatu hal. Seperti cerita saya tadi di atas. Awalnya minat saya masuk psikologi besar, lama-kelamaan minat itu perlahan hilang. Karena runtinitas yang tiap hari saya lalui itu-itu aja. Dosen yang saya jumpai juga itu-itu aja. Hampir tiap hari yang saya dapat cuma teori dan tugas. 

Kurangnya motivasi dalam diri sendiri. Karena minat tadi sudah hilang, ditambah lagi dari diri sendiri gak punya motivasi/dorongan untuk mencari hal-hal baru, lengkaplah sudah. Dijaminlah rasa bosan itu terus menghantui kita. Ya, kek saya ini. Minat saya terhadap psikologi sekarang sudah mulai berkurang, ditambah lagi saya malas mencari refrensi-refrensi yang bisa membuat saya tertarik lagi dengan psikologi. 

Kurangnya support dari luar. Support/dukungan ini bisa datang dari orang tua atau teman kita. Kalau kita punya teman aktif yang mau diajak berdiskusi, pastilah rasa bosan itu gak akan muncul. Karena di setiap diskusi pasti kan ada permasalahan yang akan di bahas dan pasti ada bermacam-macam pandangan dari orang lain. Dan ini juga dapat menambah pengetahuan kita. Karena yang awalnya pikiran kita A, mungkin pikiran orang lain B. Nah, mengapa pikiran orang lain tadi bisa tidak sama dengan kita?? Kan jadinya asik gitu. Ada perdebatan hhe.. 

Terus kalau dari orang tua, dukungannya tidak mesti hanya berupa finansial, orang tua kan bisa aja menanyakan kepada anaknya gimana kuliahnya, apa aja yang dipelajari, kalau hal ini disebabkan karena apa yaa. Ada gitu pertanyaan-pertanyaan yang bisa membuat kita berfikir. Karena salah satu penyebab rasa bosan karena kita malas berfikir. Dengan diberikan pertanyaan-pertanyaan, setidaknya kita kan berusaha menemukan jawaban dari pertanyaan tadi.

Jadi, sekarang jika rasa bosan itu tiba-tiba muncul dalam diri kita, coba cari tahu terlebih dahulu mengapa kita bisa bosan? Apa-apa saja penyebabnya? Setelah kita mengetahuinya, bagaimana cara kita untuk menghilangkannya? Karena rasa bosan tidak selamanya datang dari luar, bisa jadi karena cara berfikir kita yang membuat rasa bosan itu muncul sendiri. Ayoo temukan dan hilangkan rasa bosan dalam diri kita!!

Kira-kira seperti itulah menurut saya mengapa rasa bosan tadi dapat muncul. Bagaimana menurut Anda?? Pernahkah Anda dilanda rasa bosan?? Ayoo cerita di bawah yaa hhe..

Baca Selengkapnya ....

Mari Belajar Dari Teori Ivan Pavlov: Classical Conditioning

Posted by Unknown Sabtu, 27 September 2014 2 komentar
Pada artikel pertama saya ini, saya ingin membahas tentang teori dari Ivan Pavlov dan untuk apa sih teori ini dalam kehidupan sehari-hari. Penasaran?? Silahkan dibaca lebih lanjut.

Siapakah Ivan Pavlov??


Sebelum kita mengetahui teori apa yang dia buat, ada baiknya kita kenalan dulu ya sama si Ivan Pavlovnya. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936) adalah seorang behavioristik terkenal dengan teori pengkondisian asosiatif stimulus-respon. Pavlov lulus sebagai sarjana kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Ivan Palvov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digertive Glands (1902) dan Conditional Reflexes (1927).

Pavlov merupakan seorang behaviosristik, Ini adalah istilah bagi orang yang menganut aliran behaviorisme. Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek-aspek mental. Dengan kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasaan, bakat, minat dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata melatih refleks-refleks sedekimian rupa sehingga menjadi kebiasaan yang di kuasai individu.

Pengertian lebih sederhanannya lagi, behaviorisme ini menganggap apa yang ada pada Anda sekarang ini, itu semua hasil dari pembelajaran lingkungan. Misalnya ni, Anda bisa pinter maen gitar. Anda pinter maen gitar bukan karena Anda sudah punya bakat dari dalam diri sendiri. Tetapi, Anda pinter maen gitar, karena Anda sering belajar bermain gitar. Makin sering Anda belajar gitar, maka makin pinterlah Anda bermain gitar. Sekilasnya seperti itulah hehe.. untuk lebih lanjutnya nanti akan saya bahas. 

Sekarang balik lagi ke topik pembicaraan. Apa sih yang dibuat Ivan Pavlov, sehingga kita perlu belajar dari dia??? Oke, sebelumnya Anda harus paham terlebih dahulu tentang teori classical conditioning dari Pavlov.

Jadi, sebelum membuat teori itu, si pavlov ni melakukan eksperimen. Di dalam eksperimennya dia memanfaatkan seekor anjing. Begini cerita dari eksperimen dia..




1. Gambar pertama. Dimana anjing, bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).

2. Gambar kedua. Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.

3. Gambar ketiga .Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.

4. Gambar keempat. Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).

Mungkin lebih sederhananya lagi seperti ini. Jadi kan, si pavlov punya makanan ni, terus di dekatkanlah sama si anjing, terus  keluarlah air liur si anjing karena liat makanan tadi (gambar 1). Baru kan, di percobaan keduanya si pavlov ini bunyikan bel kepada si anjing, tapi si anjingnya tidak merespon atau mengeluarkan air liur akibat bunyi bel tadi (gambar 2). Baru dipercobaan ketiga, si pavlov iseng-iseng ni dia kasih makanan, terus sambil di bunyikan dia bel, nah rupanya air liur si anjing keluar. Percobaan ketiga tersebut dilakukan berulang-ulang. Maka ketika si anjing mendengar bunyi bel, tanpa diberi makanan pun, air liur dia keluar dengan sendirinya (gambar 4).

Dalam ekperimen ini bagaimana cara untuk membentuk perilaku anjing agar ketika bunyi bel di berikan ia akan merespon dengan mengeluarkan air liur walapun tanpa diberikan makanan. Karena pada awalnya (gambar 2) anjing tidak merespon apapun ketika mendengar bunyi bel.

Jika anjing secara terus menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan stimulus terkondisi (bunyi bel) untuk menimbulkan respons (air liur) akan hilang. Hal ini disebut dengan extinction  atau kepunuhan perilaku.

Lalu apa gunanya teori ini dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana menerapkannya??


Secara tidak sadar, sebenarnya perilaku kita dibentuk dari proses pengkondisioning. Saya ambil contoh saja seperti ini. Ketika Anda pergi ke kampus, Anda bahagia. Terus Anda diperlihatkan foto wanita, tapi Anda tidak merespon atau tidak bahagia. Ternyata wanita  tadi kuliah di tempat yang sama dengan Anda. Jadi setiap Anda ke kampus, Anda bertemu dengan wanita tadi dan Anda pun merasa bahagia. Pertemuan itu terjadi terus-menerus, dan akhirnya setiap Anda ketemu wanita tadi di luar kampus, Anda akan merasa bahagia. 

Contoh lainnya seperti ini, Anda benci dengan hari selasa. Terus Anda diperlihatkan dosen killer (stimulus), tapi respon Anda biasa saja. Ternyata dosen killer tadi masuk di setiap hari selasa. Jadi setiap hari selasa + dosen killer Anda benci. Akhirnya, setiap ketemu dosen killer Anda benci (respon).  Padahal sebelumnya Anda tidak benci dengan dosen killer.

Contoh lainnya lagi ni yaa, anak Anda suka diberi cokelat. Ketika belajar (stimulus), dia tidak suka (respon). Jadi Anda berilah cokelat setiap kali dia belajar. Akhirnya, tanpa diberi cokelat dia akan senang saat belajar. Padahal sebelumnya dia tidak senang ketika belajar.

Contoh lain lagi, Anda takut ketika melihat foto hantu. Lalu, Anda diperlihatkan sama suzana, tapi Anda tidak merespon atau tidak takut. Lalu foto hantu tadi ditunjukkan bersama-sama dengan suzana dan menimbulkan respon takut. Hal tersebut dilakukan terus-menerus dan akhirnya ketika melihat suzana, Anda menjadi takut. Padahal sebelumnya Anda tidak takut melihat suzana.

Jadi sebenarnya inti dari penerapan teori ini adalah pembentukan perilaku baru dapat dilakukan dengan memberikan stimulus yang sama secara berulang-ulang, sehingga menimbulkan respon yang tetap/konstan.

Sekian artikel saya tentang Belajarlah dari teori ivan pavlov: Classical Conditioning, jika Anda belum paham boleh berkomentar ^^






Baca Selengkapnya ....
credit for cara membuat email - Copyright of Blog Pengetahuan.